Cogito
ergo sum, adalah pemikiran filsafat Descartes yang cukup terkenal. Pemikiran Descartes
terletak pada idenya tentang metode kesangsian untuk memperoleh kebenaran yang
tak tergoyahkan. Descartes mengklaim dirinya telah menemukan metode filsafat
yang sangat tajam dan kritis. yaitu metode yang dimulai dengan menyangsikan
segala-galanya. Apa pun yang masih bisa disangsikan,wajib disangsikan. seluruh
pengetahuan yang dimiliki disangsikan, termasuk pengetahuan yang dianggap
paling pasti, yaitu pengetahuan tentang
dunia eskternal di luar subjek manusia. Argumentasi descartes adalah apa yang
selama ini kita terima melalui data-data
inderawi sebagai suatu kepastian bisa saja sebuah mimpi yang kita rasakan
sebagai kenyataan. Bahkan pengetahuan matematis yang dianggap paling pasti pun
masih diragukan descartes. Ia mengtakan, bisa saja setiap kali kita
menjumlahkan 3 dan 7 , sesosok iblis jahanam selalu menipu kita.
Akhir
dari kesangsian metodis tersebut adalah kebenaran yang tak disangsikan lagi
oleh descartes yaitu “aku yang berpikir”. Aku yang ragu-ragu adalah kenyataan
yang tak dapat disangkal karena apabila kita meragukanya, berarti kita
melakukan apa yang disebut “kontradiksi performatoris”. Dari proses kesangsian
Descartes, muncullah diktumnya yang
terkenal “aku berpikir maka aku ada”. Baginya eksistensi pikiran manusia adalah
sesuatu yang absolut dan tidak dapat diragukan. Sebab meskipun pemikirannya
tentang sesuatu salah, pikirannya tertipu oleh suatu matriks, ia ragu akan
segalanya, tidak dapat diragukan lagi bahwa pikiran itu sendiri eksis/ada. Dengan
kata lain, kesangsian secara langsung menyatakan adanya aku, pikiranku yang
kebenaranya bersifat pasti tak tergoyahkan. Kebenaran tersebut bersifat pasti,
karena aku mengerti itu secara jernih dan gamblang, atau dengan kata lain tidak
ada keraguan sedikit pun di dalamnya.
Menurut descartes, apa yang jelas dan terpilah-pilah
itu tidak mungkin berasal dari luar diri
kita. Ia memberi contoh dengan liln yang bisa dipanaskan mencair dan berubah
bentuk. Apa yang membuat pemahaman kita bahwa apa yang nampak sebelum dan
sesudah mencair adalah lilin yang sama ? mengapa setelah penampakan berubah
kita tetap bisa mengatakan bahwa itu adalah lilin ? jawaban descartes adalah
karena akal kita yang mampu menangkap ide secara jernih dan gamblang tanpa terpengaruh
oleh gejala-gejala yang ditampilkan lilin karena penampakan dari luar tidak
dapat dipercaya, maka seseorang mesti mencari kebenaran-kebenaran di dalam
dirinya sendiri, yang bersifat pasti. ide-ide yang bersifat pasti an berasal
dari dalam diri kita oleh descartes dipertentangkan dengan ide-ide yang berasal
dari luar yang menyesatkan. Ide-ide yang datang dari luar hanya bersifat
selintas datang. Descartes mengemukakan bahwa di dalam diri manusia ada tiga
ide bawaan yang bersifat pasti,jernih, dan gamblang. Ide-ide tersebut menurut
descartes harus diandaikan dibawa sejak lahir, karena tidak mungkin berasal
dari pengalaman. Dengan kata lain,bersifat murni dan bebas dari kontaminasi
unsur-unsur inderawi. ide-ide bawaan tersebut antara lain: ide tentang diri
yang berkesadaran, ide tentang materi yang berkeluasan dan ide tentang wujud
yang sempurna.