Arthur Schopenhauer bisa dibilang orang yang cukup
beruntung karena dia lahir dan dibesarkan ditengah-tengah keluarga kaya raya
dan bangsawan. Tetapi ada sisi lain dari kehidupannya yang cukup menyedihkan,
yakni ketika ia harus kehilangan ayahnya yang nekat untuk bunuh diri. Lantas
apa yang mendorong sang ayah untuk mengakhiri hidupnya? Kesulitan ekonomi?
Tidak. Mereka sangat berkecukupan. Mungkin banyak yang bertanya-tanya tentang
alasan ayah Schopenhauer melakukan bunuh diri, karena di dalam pembahasan tidak
diceritakan secara detail alasannya.
Walaupun Schopenhauer hidup kaya dan berkucupan,
tapi itu bukanlah suatu jaminan kalau ia akan bahagia dan tenteram. Buktinya,
ia selalu menyiapkan pistol disampingnya ketika ia tidur. Hidupnya tidak
tenteram dan penuh ancaman. Ditambah lagi dengan masalah hubungan percintaannya
yang selalu berakhir dengan kepahitan, rencana pernikahannya tidak pernah
berjalan dengan mulus sehingga ia memutuskan untuk membujang sepanjang
hidupnya. Pengalaman masa muda yang buruk itulah yang akhirnya menanamkan
pesimisme dalam jiwa Schopenhauer yang akan menjadi ciri khas kepribadiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar